I am a restless warrior.

ayo maafkan!

Friday, September 30

Inilah renungan gw beberapa hari terakhir.

jangan takut, jangan ragu-ragu

ayo lupakan yang telah lalu

kalau sakit itu biasa

kalau marah jangan terlarut lama

kita marah, kita rugi

kita dendam, menyakiti hati

memaafkan memang butuh waktu

tapi segeralah, jangan ditunda

biarkan hati sembuh dengan cepat

karena dendam tak ada untungnya

kalau boleh saya mengumpamakan

hidup itu seperti bianglala

saat diatas, merasa terangkat dan bahagia

namun, jangan lupa diri

jangan terbuai

karena suatu saat kita akan tiba dibawah

untuk kemudian dapat naik ke atas lagi

kita tidak dapat menghindar

kita harus melewati setiap fase

karena kita akan menjadi semakin kuat

kita tidak pernah tahu

tidak mampu membaca

apa yang akan terjadi di kemudian hari

bahkan di detik berikut ini

yang bisa kita lakukan

hanya terus berjalan

dengan sisa-sisa, luka

dengan pecahan yang tertinggal

kita mampu, saya yakin

walau bimbang dan terseok-seok

kesalahan itu manusiawi

mari kita beri diri kita satu kesempatan lagi.

Let's learn from these:

“To forgive is to set a prisoner free and discover that the prisoner was you.” -Lewis B. Smedhes

“The weak can never forgive. Forgiveness is the attribute of the strong.” -Mahatma Gandhi

and this:

"I may be small, but I have to be strong!" - Debbie Rose

Happy weekend ;)

sudah kepala dua.

Monday, September 26

Demi apapun, di sepanjang kehidupan gw, beberapa bulan ini gw mendapat banyak sekali pelajaran. Bahwa masalah itu ada untuk diselesaikan dan dibahas sesegera mungkin. Bahwa kita harus mengorbankan hal-hal yang kecil untuk hal-hal yang kita anggap penting. Bahwa memendam masalah adalah suatu keputusan yang salah, dan sekalinya meledak akan sangat sulit buat memaafkan. And I'm trying at my best.

Semoga aja cepet normal dan tidak stress2 lagi.

Dengan begitu gw harap berat badan gw bisa naik paling tidak 5 kg lagi. Hehe.

Ngomong-ngomong, belakangan ini gw jadi suka bikin puisi. Tiba-tiba aja kalau lagi nganggur terpikir beberapa bait, dan biasanya gw lanjutkan jadi satu buah puisi utuh. Seneng juga rasanya nulis, menumpahkan perasaan ke dalam kata-kata, rasanya lebih lega. :D

Erika and me, 20th birthday :)

Here's another one:

#4:

Menebak, menduga, berharap

Keberadaan yang tak pernah menetap

Terhanyut dalam ketidak pastian

Tanpa perlindungan, mendambakan rasa aman

Memanggil, menyapa, mencari

Ingin rasanya segera mengakhiri

Saat ikatan hanya tinggal sekedar janji

Bagai sebelah pihak, berjuang seorang diri

Aku dengar.

Bicara.

Aku tanya.

Jujur.

Aku lihat.

Jangan alihkan!

Aku berlari.

Berhenti!

Untuk yang terkasih,

Itu bukan sekedar mimpi.

Bercakap-cakap dengan fasih,

Waktu bagaikan luas tak bertepi.

Nyata, aku berani bertaruh.

Tidak ada gunanya saling menuduh.

Namun itu yang terdahulu

Tanpa menghitung, hari berlalu

Manusia tidak akan pernah tahu

Penyesalan selalu disusul pilu

Bila kamu tidak pernah menghargai

Tidak juga mencoba mengerti dan berkorban demi hati

Berarti kamu tidak benar-benar mencintai

Hanya itu yang bisa kuresapi.

Saat ini.

I would spend million years with you guys if I could <3

masih tentang tulisan

Friday, September 23

#3:

Jika anda hidup dalam ketulusan, peluklah dia.

Saat anda digoda duniawi,

Ingatlah kerapuhan hati.

Yang selalu mencintai anda sepenuh jiwa, apa adanya.

Jika anda menghargai kejujuran, tataplah matanya.

Saat dia mencari kebenaran dari anda,

Jawablah tanpa berpura-pura

karena cinta tak pernah berbohong kepada anda.

Jika anda memilih hati yang hangat dan penyayang, jagalah dia.

Saat keegoisan anda menuntut,

Tolaklah dengan tegas.

Demi pengorbanan yang telah dibuatnya untuk anda.

Jika anda memutuskan untuk mencari yang terbaik, ingatlah dia.

Bahwa dia tidak pernah memandang kesalahan anda.

Hati tidak tergoda, dia bertahan untuk anda.

Baginya anda adalah yang terbaik.

Jika anda melukai rasa, mintalah maaf padanya.

Jangan kembali untuk memaksa,

Renungkan yang telah terjadi,

mungkin anda tidak pernah sadar:

Anda telah menyakitinya untuk kali kesekian.

Membuatnya kecewa hingga ambang batas.

Sudah cukup. Biarkan dia sembuh perlahan-lahan.

syal dan tulisan

Wednesday, September 21

This is my first shawl! Ended up Eeyore yang jadi model-_- sekarang lagi ngerjain topi bayi :))

Anyway....

Sekarang gw sudah 20 tahun! Ini tahun ketiga gw jadi mahasiswi. Kalo mengingat 2-3 tahun lalu, rasanya miris. Dulu punya waktu luang berlimpah untuk belajar dan hanya dipakai sepersekian. Sementara sekarang selalu kekurangan waktu belajar.

Dulu ada 2 ulangan dalam sehari aja udah marah-marah, padahal bahannya cuman beberapa bab.

Sekarang.... sekali ujian bisa berapa buku kali yah.

Tapi mau gimana, yang namanya cita-cita...

Manusia emang gak pernah puas. Mulai sekarang harus belajar dari pengalaman :D

#2:

Aku bicara pada keheningan, kenapa dia membiarkanku seperti ini?

Keheningan tidak menjawab.

Aku bertanya pada kegelapan, kapan cahaya akan menjemput?

Kegelapan tidak berkedip.

Lantas aku mendengar kesunyian sedang menyimak.

Dia membisu bahkan tanpa menatapku.

Aku memandang ke depan. Hitam pekat.

Aku mencari ke atas. Tidak ada petunjuk.

Aku berbisik kepada sang dewi. Ia tidak menggubrisku.

Aku terlalu kecil hati untuk mencoba lagi.

Aku bimbang. Kemana kah tujuan semua ini?

Kemudian keheningan, kegelapan, dan kesunyian tersenyum.

Inikah permainan mereka?

Inikah hukuman buatku?

Detakan itu terus menghujam.

Saraf-sarafku menegang.

"Aku mohon, hentikan semua ini."